FENOMENA DAN MISTERI SPIRITUAL “MANI GAJAH”

  I.   APA ITU “MANI GAJAH” ?

Masyarakat  amat  ramai (“heboh”) membicarakan  tentang  “Mani Gajah”.  Sebagian orang sangat antusias, sebagian lagi  agak antusias, sebagian lagi setengah hati dan yang sebagian lagi cuek-bebek menanggapinya. Walau demikian, “Mani Gajah” tetap menjadi suatu fenomena luar biasa dan tetap memendam misteri yang harus dikuak “rahasianya”. Sebagian ahli rahasia “benda spiritual” berpendapat bahwa “Mani Gajah” adalah sperma gajah yang tercecer saat gajah melakukan perkawinan. Sperma-sperma gajah tersebut ada yang tercecer di dedaunan dan ada pula yang jatuh ke tanah yang kemudian berubah menjadi “Kristal Mani Gajah” (mengkristal karena termakan lama-nya waktu). Dengan demikian, ada “Mani Gajah Kristal” dan ada pula “Mani Gajah Cair”. “Mani Gajah Kristal” bisa dibentuk menjadi kalung atau cincin. Sedangkan “Mani Gajah Cair” dapat disimpan di dalam botol khusus. “Mani Gajah Kristal” dan “Mani Gajah Cair” tetap memiliki “khasiat / kegunaan” sama. 

  I.   MISTERI KEHIDUPAN DAN  “PERKAWINAN” GAJAH

Ada seekor gajah yang luar biasa gagah. Walaupun dia sangat ditakuti dan diikuti banyak gajah-gajah  lain, tapi dia suka menyendiri. Suku Anak Dalam (Kubu) menyebutnya dengan nama GAJAH TUNGGAL. Dialah Raja Gajah, layaknya The Mammouth dari Himalaya. Jika ia berjalan di tengah rimba, bahkan sang Raja Rimba (Harimau), akan segera menyingkir pergi jauh-jauh, tidak mau berpapasan dengan Gajah Tunggal tersebut. Dan ketika masa bulan purnama bersinar terang, maka birahi sang gajah itupun naik. Mulailah ia tampakkan kegarangannya dengan mengibas-ngibaskan apapun yg menghalangi jalannya.

Sekumpulan gajah segera membentuk lingkaran, dengan gajah-gajah betina dalam lingkaran tersebut. Dan masuklah Gajah Tunggal ke dalam lingkaran tersebut, sambil mulai memilih, mana-mana gajah betina yang ia sukai. Terjadilah acara sakral, yakni si Gajah Tunggal melaksanakan perkawinannya. Ada yang pernah mengintip dari kejauhan dan menyatakan keheranannya, melihat “ritual” persetubuhan tersebut, yakni, si gajah betina mengambil posisi terlentang. Mereka bersetubuh layaknya manusia. Dan saat inilah yang ditunggu-tunggu oleh suku Anak Dalam. Usai sang gajah bersetubuh, biasanya dia akan memeriksa sisa-sisa spermanya yang jatuh ke tanah, dan segera menguburnya dengan sangat teliti.

Setelah sang Gajah yakin dan lalu pergi bersama rombongannya. Maka segeralah orang-orang yang mengintip tadi, berlari dan memberi tanda pada tempat di mana sang gajah mengubur maninya itu. Sesegera itu pulalah orang-orang tersebut secepatnya lari dan pergi pulang ke kampungnya masing-masing. Mereka berkata, sang Gajah suka mengontrol kembali secara tiba-tiba ke tempat itu. Jika sang gajah melihat ada orang, maka orang itu akan dikejar tanpa henti sampai orang tersebut mati. Mereka yg berhasil menggali kembali kuburan mani gajah itu biasanya akan mendapatkan Mani Gajah yang sudah mengkristal lembut. Dan, semakin lama, kristal tersebut semakin mengeras kemudian berubah menjadi batu. Inilah yang kemudian diolah dengan ramuan tertentu, dan  menjadi Ajian Pengasihan Mani Gajah.

Ahli spiritual berpendapat bahwa kehidupan gajah sungguh wajib “ditiru” manusia, dalam hal kasih sayangnya. Artinya, bahwa gajah  benar-benar sangat tinggi dan kuat rasa kasih dan sayangnya kepada pasangannya, pada anak-anaknya dan pada sahabat-sahabat di kelompoknya. Gajah sangat bertanggung jawab menjaga pasangannya, sangat care (melindungi) anak-anaknya dan sangat  amanah, tenggang rasa, setia kawan, menghargai, menghormati, saling melindungi dan “keunggulan-keunggulan etika” lain terhadap sesamanya.

Pula, gajah sangat MENJAGA ETIKA saat melakukan perkawinan / persetubuhan dengan pasangannya. Gajah amat sangat marah bila saat kawin ada manusia yang melihat. Manusia yang “mengintip” kawinnya mereka, pasti akan dikejar habis-habisan dan akan langsung dibunuhnya.

Oleh hal-hal penjelasan di atas, maka menjadi amat wajarlah bila kehidupan dan perkawinan gajah tersebut, mendatangkan “sakralisme” pada sperma (mani) gajah tersebut. “Mani Gajah” menjadi sangat sakral dan secara otomatis memiliki “daya / energi spiritual” yang amat sangat kuat dan dahsyat.

II.   KHASIAT / KEGUNAAN SPIRITUAL “MANI GAJAH”

• Mengandung pengasihan amat sangat tinggi.  
•  Melancarkan / menderaskan rejeki. 
• Menarik pelanggan / pembeli / klien / tamu / pasien / mitra / dll. 
• Melariskan dagangan  / toko / restoran / hotel / dealer / usaha-usaha lain. 
•  Membuat mitra / klien / pelanggan    bertambah percaya dan yakin.
• Memperbanyak sahabat / pengikut.
• Memperkuat  wibawa / kharisma diri.
• Memperkuat rasa segan orang-orang lain pada diri.  
•  Merukunkan rumah tangga.
•  Menggagalkan perceraian.
•  Merukunkan seisi rumah / tempat tinggal.  
•  Memperkuat persaudaraan. 
• Danberbagai “penguatan-penguatan” lain yang meningkatkan kesejahteraan / kemakmuran pemilik “Mani Gajah”.

III.   CARA PENGGUNAAN “MANI GAJAH”

“Mani Gajah Kristal” dapat dipakai sebagai cincin atau kalung. “Benda spiritual” dahsyat tersebut akan “memancarkan” dan mengeluarkan “radiasi khusus” positif bagi pemakainya. Adapun “Mani Gajah Cair” dapat dioleskan pada bagian tubuh tertentu (sesuai dengan “hajat” pemiliknya).

IV.  “HARGA / MAHAR  MANI GAJAH”

“Mani Gajah” asli di luaran “bermahar”, ada yang “menjual” , Rp 250.000.000 / gram atau Rp 150.000.000 / gram, atau Rp 100.000.000 / gram  dan lain-lain. Ada pula yang “melepas” Rp 50.000.000 / gram, bahkan ada yang “hanya” Rp 10.000.000 / gram atau minimal Rp 7.500.000 / gram. Namun, soal “mahar” tersebut, sebenarnya “dapat dimusyawarahkan”, sampai terjadi “kesepakatan” (yang bisa sebabkan “Mani Gajah” per gram-nya “hanya” sekian juta, bahkan sekian ratus ribu). Sebab, yang terpenting adalah pada “kesepakatannya”.

 UNTUK “BERMUSYAWARAH” DAN MENDAPATKAN

“MANI GAJAH ASLI”, MOHON HUBUNGI : 0838 6767 3009